Siang ini, dengn tergopoh gopoh ku jejaki langkah ku ke madrasah. Buru buru aku datang sebab takut anak anak akan pulang lagi seperti kemarin. Ku naiki satu persatu tangga yang akan mempertemukan ku dengan anak anak. Ku kira, madrasah telah ramai dengan anak anak di dalam kelas. Sebab kali ini pun aku terlambat datang. Dugaan ku salah. Hanya segelintir anak yang ku dapati di dalam kelas. 5 anak. Ya, hanya 5. Tak kurang tak lebih. Ku tengok seseorang di balik papan penghalang, ku dapati pak Aziz dan Pak Pendi di balik nya. Aku menghela napas melihat sekolah ku kembali se-mengenas-kan ini. Sejak untuk pertama kali nya sekolah kami menggelar ujian nasional madrasah di tempat sendiri, anak anak kelas 5 ke bawah kami libur kan untuk beberapa hari. Tapi, kondisi pendidikan di wilayah ini memang memprihatinkan. Anak anak libur sesuka hati. Tak tau bahwa libur mereka telah usai dan saat nya kembali belajar.
Kawan, memang seperti ini lah potret pendidikan di desa ini. Frekwensi kehadiran anak diddik bisa ku ibarat kan seperti Damar Kanginan. Begitu lah istilah jawa mempribahasakan nya. Dammar itu seacam lampu templok yang hanya menggunakan bambu yang di isi minyak . Mirip obor, namun berukuran lebih kecil. Kanginan sendiri maksud nya kena angin. Lengkap nya, seperti lampu templok yang kena angin. Tak punya pendirian.
Anak anak didik kami, akan bubar secara spontan jika sedang ada acara tanggapan dari sebuah rumah hajat. Jika sudah demikian, sudah bisa ku pastikan bahwa berangkat ke madrasah saat ada hiburan hanya membuat kita duduk termenung sendirian di sana. Tak akan ada Murid datang. Kalau pun ada, hanya satu atau dua.
Ya, begini lah kawan..begini lah realita yang telah lama terjadi di daerah saya. Sebuah desa yang mulai bermunculan para sarjana di desa, namun pendidikan agama yang menjadi pilar sendiri nyata nya sepi. Hidup sendiri sendiri. Inilah kondisi pendidikan salah satu desa di tengah Negara Indonesia ini. Namun, meskipun demikian ada nya, kami akan tetap bertahan untuk berusaha menggirig mereka ke jalan pendidikan . Bukan sekedar demi bangsa, namun yang lebih fundamental adalah demi tegak nya agama Islam di hati para generasi muda….
Allah, sahhil umuuronaa…..